Senin, 08 Maret 2010

Misa Pembaharuan Janji Nikah

Misa Pembaharuan Janji Nikah

Misa Natal telah berlalu namun semangat dan gemerincing indahnya masih tersa di benak dan ingantan kita.  Warna merah dan hijau, sebagai warna yang identik dengan masa natal masih terlihat disekitar kita. Kelahiran Sang Juru Selamat yang selalu kita nantikan, agar berkenan untuk lahir dan tinggal di dalam hati kita.

Sabtu, 26 Desember 2009 menjadi hari yang begitu berkesan, karena perayaan Ekaristi malam itu sengaja di khususkan kepada mereka pasangan suami isteri (Pasutri) untuk hadir dan mengikuti Misa Pembaharuan Janji Nikah. Bergandengan tangan memasuki lingkungan gereja dengan baju yang samaan, membuat hari itu semakin terlihat spesial 

Cinta dan kebersamaan tampak pada wajah keduanya yang selalu sumringah melewati waktu demi waktu dalam perayaan Ekaristi, sambil menanamkan dalam hati masing-masing tentang cinta yang harus selalu menghiasi hari-hari dalam hidup berkeluarga. Seperti berkaca pada kehidupan Keluarga Kudus dari Nazaret, yang tidak lain adalah keluarga Yesus. Di dalamnya ada Santo Yusuf. Ibu Maria dan Yesus.

Keistimewaan kecil namun tak akan terlupa dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pasto Jacobus Tarigan Pr tersebut ialah saat masing-masing pasangan suami isteri mengucapkan janji nikah secara bergantian namun serentak denga tangan menggenggam lilin sebagai tanda cinta yang selalu menyala dalam hati. Namun yang menjadi sedikit mengecewakan, adalah ketika Romo menyadari “... begitu banyak kepala keluarga di Paroki kita ini, namun mengapa hanya segini saja yang hadir?” dengan tegas beliau mengutarakan kekecewaanya.

Beasr harapan agar kedepannya pasangan suami isteri (pasutri) bisa turut dalam perayaan Ekaristi secara bersama-sama, sebagai pemenuhan tanki cinta yang ada di dalam setia hati. Juga sebagai jalan menuju penguatan akan cinta yang sejati di dalam perkawinan. 

Keluarga Kudus Nazaret...

Mari kita kembali pada Keluarga Kudus Nazaret, yang di dalamnya terdapat Santo Yusuf, yang diberi Allah peranan untuk menjadi suami bagi Ibu Maria dan ayah bagi Yesus, pastinya seorang yang harus bertanggung jawab atas kelangsungan hidup Ibu Maria, yesus dan dirinya sendiri. Ia pastinya akan terus bekerja agar dapat menafkahi isteri dan anaknya  Begitu juga dengan Ibu Maria, sebagai seorang isteri dari Santo Yusuf juga ibu dari Yesus, pastinya Ia seorang yang akan selau mencintai dan melayani keluarganya sepenuh hatinya. Demikian dengan Yesus sebagai anak dari keduanya, Ia pastinya seorang yang menghormati kedua oratng tuanya 

Setelah membaca tentang kehidupan dari Keluarga kudus Nazaret marilah sedikit kita merefleksikannya dengan keluarga kita di rumah. Marilah kita memeriksa di dalam hati kita, tentang apa yang harus terus kita lakukan, dan apa yang belum kita lakukan untuk keluarga kita di rumah?
Kebahagiaan berawal dari rumah. Bagaimana seorang suami memperlakukan satu-satunya pilihan hatinya, dan sebagai ayah memperlakukan anaknya, hadiah pernikahan yang hidup dari Tuhan?
Juga bagaimana seorang isteri mempperlakukan suami yang menjadi satu-satunya pilihan hatinya, dan sebagai seorang ibu memperlakukan anak-anak yang Tuahn titipkan? “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.” 1 Kor 7 : 3

Kasih itu...

Kasih berada diatas segalanya. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 1 Kor 13 : 4-6
Kasih adalah sebuah keharusan yang dibarengi dengan kesadaran setiap saat kita melakukannya kepada siapapun terutama pasangan dan keluarga kita.

Jawablah pertanyaan ini dalam hati  Para suami’ sudahkah anda mengasihi isteri yang juga ibu dari anak-anak anda? Ia telah keluar dari rumah ayahnya dan memilih anda sebagai panutan hidupnya, ia mengandung selama 9 bulan lamnya untuk dapat memberi anda seorang putra yang begitu membanggakan hati anda. Ia juga mau dengan iklas hati mengganti popok dan menyusui putra anda agar berhenti menangis dan tidak ingin mengusik tidur anda. Ia pasti seorang yang lebih awal bangun di pagi hari untuk menyiapkan pakaian anda untuk bekerja, menyiapkan sarapan dan bekal anak-anak anda sebelum berangkat sekolah. Ia pastinya seorang yang selalu merasa bahagia saat merapikan rumah kecil yang penuh cintanya untuk anda, ia mencuci baju-baju dan piring kotor menghiasi harinya setiap saat setelah anda dan anak-anak berangkat kerja dan ke sekolah dan ia pastinya seorang yang selalu setia merawat anda dan anak-anak saat sakit menyerang...
Sudahkah anda mengingat itu semua ketika anda marah padanya karena ia kelelahan dan tidak dapat memijat anda saat anda merasa sedikit pegal sepulang kantor?
Sudahkah anda berterimakasih padanya saat melihat betapa susah payahnya ia menghidangkan makanan yang ada di meja makan? Sudahkah anda merawatnya ketika sakit membuatnya terbaring lemah? Masih banyak kata sudahkah yang harusnya anda para suami jawab dalam hati untuk kemudian menjadi suatu semangat yang baru untuk mencintai dan menghargai isteri yang Tuhan pilihkan untuk anda.

Bagi para isteri, sudahkan anda melayani keluarga kecil anda dengan sepenuh – penuhnya kasih dalam hati anda? Suami yang sekarang berdiri di samping anda, adalah seorang selalu berpikir keras bagaimana bisa terus menafkahi anda dan anak-anak. Ia selalu pusing saat anda mengidam yang macam-macam saat mengandung putra kebanggaannya dan dengan iklas hati mencarikannya untuk anda. Ia pastinya selalu bersyukur karena ia tidak pernah sendirian melewati perjalanan hidupnya, dan selalu membawa anda dalam doanya. Ia pastinya selalu menantikan kecupan dari anda di dahinya sesaat sebelum berangkat kerja agar itu menjadi semangatnya sepanjang hari. Ia pastinya orang yang sangat sedih saat melihat anda jatuh sakit.

Sudahkah cinta kasih menghiasi hati anda untuk keluarga kecil anda? Sudahkah anda dengan sabar menanggung derita di saat datang masa-masa kering? Betapa masih banyak kata sudahkah juga yang tersedia bagi anda para isteri.

Kebutuhan emosional manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk dicintai oleh seseorang. Hendaknya rasa cinta yang dari awal sudah ada, akan terus ada dalam hati anda berdua. Sambil kembali anda berdua merenungkan tentang janji cinta yang terucap di depan Altar tempat Tuhan bernaung memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama tentang janji nikah yang begitu sucinya yang telah anda berdua ucapkan.

God Bless You.
Ugly.Baggins 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar