Senin, 08 Maret 2010

Jadilah Saudara bagi Mereka yang Berbeban Berat :)

mis•kin a tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah)
ke•mis•kin•an n hal miskin; keadaan miskin;

Miskin adalah suatu keadaan yang tidak berharta; serba berkekurangan, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di Indonesia kemiskinan merupakan wajah diri dari bangsa ini. Angka kemiskinan sepertinya terus bertambah setiap tahun, dan sekalipun berkurang itupun hanya beberapa persen. Di kutip dari tvOne.co.id, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, bahwa angka kemiskinan pada 2010 tidak banyak berubah dengan 2009. "Angka kemiskinan pada Maret 2009 berkisar pada 14,15 persen dan data yang akan keluar pada Maret 2010 angkanya mungkin masih pada kisaran itu," ujarnya.

Di emperan toko, trotoar jalanan saat malam tiba menjadi pilihan tempat bagi para anak jalanan dan gelandangan untuk melalui malam yang begitu dingin, menusuk tulang dan berharap esok yang lebih baik dalam tidurnya, dan ketika pagi menjelang mereka sudah harus kembali berkelana mencari uang untuk sesuap nasi yang begitu dinanti-nanti oleh cacing dalam perut mereka. Betapa perihnya kenyataan yang harus mereka hadapi setiap waktu, belum lagi saat petugas trantib menertibkan mereka. Mereka harus berlari-lari kesana kemari menjauhi mobil itu.
Itulah kehidupan jalanan, saling terkam dan saling menjahati. Hanya saja, mereka tidak punya pilihan untuk melihi mana yang baik untuk hidup mereka. Bagi mereka, miskin adalah takdir yang harus mereka jalani dari Sang Maha dengan iklas hati.

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Matius 5 : 3
Lalu apakah salah menjadi kaya?
Minggu 21 Februari 2010 menjadi pilihan bagi Panitia Paskah 2010 untuk mengadakan Colloquium Ajaran Sosial Gereja denga tema “ Apakah salah menjadi kaya?”... Dengan mengundang Romo Prof. Dr. B. S. Mardiatmadja, SJ sebagai pembicara membuat ruangan yang sedikit panas menjadi lebih adem.

Berkaca dengan tema APP 2010 yang dicanangkan oleh Keuskupan Agung Jakarta-lah yakni : “Mari Bekerjasama Memerangi Kemiskinan” yang menjadi landasan bagi Panitia Paskah 2010 untuk mengadakan Colloquium dengan tema di atas. Begitu banyak yang tertarik dengan Colluqiuim yang diadakan pada hari itu, selain dari peserta yang datang dari golongan bapak-bapak dan ibu-ibu di sudut-sudut ruangan juga terdapat OMK yang juga peduli dengan masalah kemiskinan 

Dengan menunjukkan slide-slide yang berisi potret kehidupan yang identik dengan kemiskinan, romo yang akrab di panggil dengan Romo Mardi ini mencobna membuka piikiran kita agar kita mau menjadi seorang teman bagi sesama kita yang “berbeban berat”. Mereka yang meiliki masalah dalam hidup mereka. Mereka yang kesusahan.
“...Dan siapakah sesamaku manusia ?” Matius 10 : 25 Mereka itu adalah orang –orang yang miskin dan kelaparan. Mereka itu adalah orang-orang yang menderita dan teraniyaya.
Masih ingatkah kita tentang kisah Orang Samaria yang Baik hati?

Dalam Alkitab menceritakan betapa orang Samaria adalah orang-orang yang tidak percaya akan Tuhan, namun karena belas kasih yang ada dalam hatinya ia mau berkorban untuk menolong orang yang kermpokan dan membawanya ke tempat penginapan untuk dirawat luka-lukanya.
“"Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati...
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya...”
Matius 10 : 30, 33-34.
Apa yang dapat kita contoh dari orang Samaria adalah, mereka yang tidak mengenal Tuhan dapat berkorban dengan baiknya untuk sesama yang teraniyaya dan menderita. Apalagi kita yang mengenal Tuhan dengan kasih yang menjadi ajaranNya?...

Masa Pra Paskah yang dilakukan melalui Aksi Puasa Pembangunan (APP) adalah masa dimana kita ditawarkan untuk memperdalam iman kepada Tuhan, meneguhkan harapan dan mengobarkan kasih untuk Tuhan melalui sesama kita. Dengan iman yang semakin dalam, harapan yang semakin teguh dan kasih yang semakin menyala, kita sebagai umat Katolik yang terkenal dengan Kasih yang telah Tuhan ajarkan dapat terus berkembang menjadi seorang yang peduli akan hidup dan kehidupan yang ada di sekitar kita .

Ajaran Sosial Gereja dilatar belakangi dengan ajaran yang telah Tuhan ajarkan sendiri kepada kita melalui murid-murindnya. “ 40 hari untuk kita berpantang dan berpuasa adalah sebuah latihan rohani, yang harus di teruskan. Hal ini utnuk menjawab Tuhan tentang apa lebih dulu telah Tuhan lakukan dimasa sebelum kita  Tujuan aksi puasa sendiri merupakan suatu sarana untuk menjalin rasa kesetiakawan dengan Yesus yang juga berpuasa 40 hari lamanya, bukan untuk untuk kepentingan diri kita sendiri.” ungkap Romo Mardi saat menjelaskan tentang Ajaran Sosial Gereja, dengan bahasa yang mudah di mengerti umat.

“ Dalam mengisi masa Pra Paskah, disamping dengan pendalaman kitab suci, dan Jalan Salib setiap hari Jum’at, acara ini merupakan suatu isi daripada Masa Pra Paskah untuk menyambut Paskah 2010” ungkap Bpk Y. Sugimin selaku Ketua Panitia Paskah 2010 dari wilayah VIII 

“Tuhan menghendaki kita menjadi saudara bagi mereka yang miskin, dengan cara apa? Kita tidak terus-terusan memebri mereka uang untuk mekan, dan menjamin kehidupan mereka, karena hal itu dapat membuat si miskin akan terlena dengan semua kebaikan itu dan menkjadi bergantung pada kita. Cara lainnya adalah kita memberdayakan mereka sebagai seorang mampu untuk memperjuangkan hidup mereka sendiri dengan cara – cara yang lebih baik.  Setiap orang memiliki kompetensi untuk menjadi jembatan antara jurang si kaya dengan si miskin. Hati yang tulus menjadi dasar atas semuanya itu,memberi sesuai dengan apa yang menajdi kemampuan kita  dan dengan tidak memaksakan sesuatu, melainkan tidak berhenti untuk menawarkan diri menjadi saudara bagi mereka yang miskin.” Ungkap Romo Mardi seolah memberi angin segar kepada umat yang mengikuti colloquium agar dapat berbuat banyak bagi mereka yang miskin dan menderita, dimulai dari lingkungan tempat tinggalnya, lingkungan gereja, dan kehidupan diluar lingkup gereja.

Semoga dengan tema APP “ Mari Bekerjasama Memerangi Kemiskinan” menjadi semangat bagi kita umat Katolik Santo Gabriel - Pulo Gebang khususnya dan seluruh umat katolik se Indonesia pada umumnya untuk mengangkat si miskin dalam sebuah pemberdayaan yang penuh dengan kasih dan mau menjadi saudara bagi mereka yang berbeban berat, dalam lingkup lingkuknagn, wilayah, paroki, lintas paroki, maupun lintas keuskupan.
Salam cinta untuk yang “ berbeban berat”

Chika.Baggins

Tidak ada komentar:

Posting Komentar